(Lukisan
Sunan Gresik)
Nama Lain :
Sunan Gresik, kakek Bantal, Syeh Maghribi, Sunan Tandhes, Syeh Makhdum Ibrahim
As-Samarqandi, Syeh Mursyid Akbar Thariqat walisongo
Lahir :
Samaskand, Asia Tengah Abad 14 M
Wafat :
Gresik, Jawa Timur 1419 M
Lokasi Makam :
Desa Gapurosukolilo, Kota Gresik, Jawa Timur
Penyebaran :
Sekitar Jawa Bagian Timur, terutama di Gresik pada Abad 14-15 M
Nama Ayah :
Syeh Jumadil Qubro/Syehk Maulana Ahmad Jumadil kubro
Nama Ibu :
?
Syeh Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal
dengan Sunan Gresik adalah salah satu anggota Walisongo generasi pertama.
Beliau diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah pada paruh awal abad
ke-14 dan wafat di Gresik pada tahun 1419 M. Makam beliau berada di Desa
Gapurosukolilo, kota Gresik, Jawa Timur. Selain beliau pada generasi walisongo
pertama juga masuk Syeh Jumadil Qubro, Syeh Maulana Malik Isroil, Syeh Maulana
Ishaq, Syeh Hasanuddin, Syeh Maulana Aliyuddin, Syeh Maulana Al Magribi, Syeh
Maulana Muhammad Ali Akbar, dan Syeh Subakir.
Nasab Syehk
Maulana Malik Ibrahim
Menurut catatan dari As-Sayyid Bahruddin Ba'alawi
Al-Husaini yang kumpulan catatanya kemudian dibukukan dalam Ensiklopedia Nasab
Ahlul bait yang terdiri dari beberapa volume (jilid). Dalam catatan itu
tertulis : As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) bin As-Sayyid Barakat
Zainal Alam (Syekh Zumadil Qubro) bin As-Sayyid Husain Jamaluddin bin As-Sayyid
Ahmad Jalaluddin bin As-Sayyid Abdullah bin As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin
As-Sayyid Alwi Ammil Faqih bin As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin As-Sayyid
Ali Khali'Qasam bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alwi
bin As-Sayyid Ubaidillah bin Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Al-imam Isa bin
Al-Imam Muhammad bin Al-Imam Ali Al-uraidhi bin Al-Imam Ja'far Shadiq bin
Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Al-imam Al-Husain
bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra/Ali bin Abi Thalib, binti Nabi Muhammad
Rasulullah SAW.
Penyebaran
Agama
Syeh Maulana Malik Ibrahim termasuk salah seorang yang
pertama-tama menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa, dan wali senior di antara
para wali lainnya. Beberapa versi babad menyatakan bahwa kedatangannya disertai
beberapa orang. Daerah yang pertama kali ditujunya adalah daerah Leran, Kecamatan
Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara Kota Gresik. Lalu beliau mulai
menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur, dengan mendirikan masjid
pertama di desa Pasucinan, Manyar.
Pertama-tama yang dilakukanya ialah mendekati
masyarakat melalui pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa
diperlihatkannya dalam pergaulan sehari-hari. Beliau tidak menentang secara
tajam agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli, melainkan hanya
memperlihatkan keindahan dan kebaikan yang dibawa oleh agama Islam. berkat
keramah-tamahanya, banyak masyarakat yang tertarik masuk kedalam ajaran Agama
Islam.
Sebagaimana yang dilakukan para wali lainya, aktivitas
pertama yang dilakukan Syeh Maulana Malik Ibrahim ialah berdagang. Beliau
berdagang di tempat pelabuhan terbuka, yang sekarang dinamakan Desa Roomo,
Manyar. Perdagangan membuatnya dapat berinteraksi dengan masyarakat banyak,
selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut serta dalam kegiatan
perdagangan tersebut sebagai perilaku jual-beli, pemilik kapal atau pemodal.
Setelah Cukup mapan di masyarakat, Syehk Maulana Malik
Ibarahim kemudian melakukan kunjungan ke Ibu kota Majapahit di Trowulan. Raja
Majapahit walaupun tidak memeluk islam tetapi menerima dengan baik, bahkan
memberikannya sebidang tanah di pinggiran kota Gresik. Wilayah itulah yang
sekarang dikenal dengan nama Desa Gapura. Cerita rakyat tersebut diduga
mengandung unsur-unsur kebenaran, mengingat menurut Groeneveldt pada saat Syeh
Maulana Malik Ibrahim, di ibukota Majapahit telah banyak orang asing termasuk
dari Asia Barat.
Dalam rangka memperaiapkan kader untuk melanjutkan
perjuangan menegakan ajaran-ajaran Islam, Syeh Maulana Malik Ibrahim membuka
pesantren-pesantren yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam dimasa
selanjutnya. Hingga saat ini makamnya masih diziarahi orang-orang yang
menghargai usahanya menyebarkan agama Islam berabad-abad silam. Setiap malam
Jum'at Legi, masyarakat setempat ramai berkunjung untuk berziarah. Ritual
ziarah tahunan atau haul juga diadakan setiap tanggal 12 Rabi'ul Awwal, sesuai
tanggal wafat pada prasasti makamnya. Pada acara haul biasa dilakukan Khataman
Al-Quran, mauludan (pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW), dan dihidangkan
makanan khas bubur harisah.
Legenda
Rakyat
Menurut legenda rakyat, dikatakan bahwa Syeh Maulana
Malik Ibrahim atau Sunan Gresik berasal dari Persia. Syehk Maulana Malik
Ibrahim dan Syeh Maulana Ishaq disebut sebagai putra dari Syehk Jumadil Qubro.
Syeh Maulana Ishaq disebutkan menjadi ulama terkenal di Samudera Pasai,
sekaligus ayah dari Raden Paku atau Sunan Giri. Syeh Jumadil Qubro dan Kedua
putranya datang ke Pulau Jawa bersama-sama. setelah itu mereka berpisah, Syehk
Jumadil Qubro tetap di Pulau Jawa, Syeh Maulana Malik ibrahim ke Champa,
Vietnam Selatan dan Adiknya Syeh Maulana Ishaq mengislamkan Samudera Pasai.
Syeh Maulana Malik Ibrahim bermukim di Champa (dalam
legenda disebut sebagai negeri Chermain atau Cermin) selama 13 tahun. Ia
menikahi puteri raja yang memberinya dua putra, yaitu Raden Rahmat atau Sunan
Ampel dan sayyid Ali Murtadha atau Raden Santri. Setelah cukup menjalankan misi
dakwah di negeri itu, beliau hijrah lagi ke Pulau Jawa dan meninggalkan
keluarganya. Setelah Dewasa, kedua anaknya mengikuti jejak sang Ayah
menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Syeh Maulana Malik Ibrahim dalam cerita rakyat
kadang-kadang juga disebut dengan nama Kakek Bantal. Ia mengajarkan cara-cara
baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah, dan berhasil dalam misinya
mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis
ekonomi dan perang saudara. Selain itu, ia juga sering mengobati masyarakat
sekitar tanpa biaya. Sebagai tabib, diceritakan bahwa ia pernah diundang untuk
mengobati istri raja yang berasal dari Champa. Besar kemungkinan permaisuritersebut
masih kerabat istrinya.
Filsafat
Mengenai filsafat ketuhanannya, disebutkan
bahwa Syeh Maulana Malik Ibrahim pernah menyatakan mengenai apa yang dinamakan
Allah. Ia berkata: "Yang dinamakan Allah ialah sesungguhnya yang
diperlukan ada-Nya."
Wafat
Setelah selesai membangun dan menata pondokan
tempat belajar agama di Leran, Syeh Maulana Malik Ibrahim wafat tahun 1419 .
Makamnya kini terdapat di desa Gapura, Gresik, Jawa Timur. Inskripsi dalam
bahasa Arab yang tertulis pada makamnya adalah sebagai berikut:
“ Ini adalah Makam almarhum seorang yang dapat
diharapkan mendapat pengampunan Allah dan yang Mengharapkan kepada rahmat
Tuhannya Yang Maha Luhur, guru para pangeran dan sebagai tongkat sekalian para
sultan dan wazir, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan
syahid penguasa dan urusan agama: Malik Ibrahim yang terkenal dengan
kebaikannya. Semoga Allah Melimpahkan rahmat dan ridha-Nya dan semoga
menempatkannya di surga. Ia wafat pada hari Senin 12 Rabi'ul Awwal 822 Hijriah.
”
Sumber: Dok. Pribadi, Wikipedia.org, dan Hasil dari penelitian
lapangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar