Nama
Kerajaan : Indraprahasta
10. Prabu Andabuwana (590-636 M)
11. Prabu Wisnumurti (636-661 M)
13. Resi Guru Padmahariwangsa (707-719 M)
Pendiri : Maharesi Santanu
Raja
Terkenal : Maharaja
Wiryabanyu
Tahun
Berdiri : 363-723 M (360
tahun)
Raja
yang berkuasa : 14 raja
Agama
Kerajaan : Hindu
Agama
Penduduk : Hindu, Budha, Hyang
Pusat
Kerajaan : Cirebon
Kerajaan Indraparahasta adalah sebuah kerajaan bercorak hindu yang
berkedudukan di Cirebon Girang atau Cirebon Selatan, Kabupaten Cireon sekarang.
Kerajaan tersebut didirikan pada tahun 363 Masehi oleh Sang Maharesi Santanu,
seorang maharesi dari Kali Gangga India.
Kerajaan Ini sempat menjadi kerajaan besar
pada saat kekuasaan Maharesi Santanu seiring dengan melemahnya pamor Kerajaan
Salakanagara. Namun pada tahun 399 Masehi kerajaan Indraprahasta harus mengakui
kekuasaan Sri Maharaja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara. Sejak saat itu
lah kerajaan Indraprahasta menjadi bawahan dari Kerajaan tarumanegara.
Raja-raja
Kerajaan indraprahasta
1. Resi Santanu (363-398 M)
Seperti halnya Sang Maharesi Jayasingawarman
pendiri Tarumanegara, Sang Maharesi Santanu beserta para pengikutnya
meninggalkan negeri asalnya untuk menyelamatkan diri dari serangan Kerajaan
Samudera Gupta Maurya. Sebelum mendarat di Jawa Barat, Maharesi Santanu
terlebih dahulu singgah di Srilangka dan Benggala. Ketika Maharesi Santanu
mendarat di Jawa Barat saat itu Jawa Barat berada dalam kekuasaan Kerajaan
Salakanagara yang dipimpin oleh Maharaja Prabu Darmawirya Dewawarman VIII.
Sang Maharesi Sentanu menjadi Raja pertama
Lerajaan Indraprahasata (363-398 M) dengan gelar Praburesi Indraswara Sakala
Kretabuwana.
Sang Maharesi Santanu menikah dengan Dewi
Indari, putri dari Prabu Darmawirya dewawarman VIII. Karena pernikahan
tersebut, Sang Maharesi Santanu mempunyai pertalian kekeluargaan dengan
Maharaja Deawawrman VIII. Dan saat itu Maharesi Santani diizinkan mendirikan
desa diwilayah kerajaan Salakanagara.
Sang Maharesi Santanu membangunsebuah desa di
tepi Kali Cirebon, yang diberi nama Indraprahasta. Gunung Ceremai, yang berdiri
di dekat negerinya diberi nama Gunung Indrakila, dan Kali Cirebon yang melewati
daerahnya diberi nama Kali Gangganadi.
Di bagian alur sungai sang diperlebar dan
diperdalam sehingga mirip danau, dinamakan penduduk setempat sebagai setu
Gangga (danau Gangga). Ditempat itu lah diadalakan upacara mandi suci, seperti
kebviasaan di daerah asal sang Maharesi Santanu, lembah Sungai Gaganga, India.
Reduplikasi Semacam itu merupakan suatu pengabdian untuk mengenang tanah
kelahirannya.
2. Prabu Jayasatyanagara
(398-421 M)
Raja Kerajaan Indra Prahasta selanjutnya adalah
Jayasatyanagara, putra sulung Maharesi Santanu dari permaisuri Dewi Indari.
Pada Tahun 399 Masehi, Jayasatyanagara harus mengakui kekuatan Maharaja
Purnawarman dari Tarumanegara. Sejak itulah indraprahasta menjadi bawahan
Tarumanegara.
Permaisuri Jayasatyanagara bernama Ratna Manik
puteri Sang Wisnu Bhumi, aja Kerajaan Malabar, di Kaki Gunung Malabar, Bandung,
selatan. Dari permaisurinya, Jayasatya nagaramemperoleh putra bernama
Wiryabanyu.
3. Prabu Wiryabanyu (421-444
M)
Penguasa ke tiga Kerajaan Indraprahasata
adalah Sang Maharaja Wiryabanyu, putera Jayasatyanagara dari permaisurinya
Ratna Manik. Sang Wiryabanyu merupakan seorang pahlawan yang menumpas
pemberontakan Sang Mahamantri Cakrawarman di zaman pemerintahan Sri Maharaja
Wisnuwarman, yang terjadi di Tarumanegara pada tahun 437 M.
Permaisuri Maharaja Wiryabanyu adalah Nilem
Sari, puteri raja Kerajaan Manukrawa yang berkedudukan di Indramayu dan
kemudian memiliki seorang putri bernama Saklawati dan dijadikan permaisuri oleh
Maharaja Wisnuwarman, Raja tarumanegara keempat.
4. Prabu Warma Dewaji
(444-471 M)
Beliau merupakan putra dari Wiryabanyu dan
menjadi pengfuasa ke empat Indraprahasta.
5. Prabu Raksahariwangsa
(471-507 M)
Penguasa kelima Indraprahasta adalah putera
Warma Dewaji yaitu Raksa Hariwangsa dengan nobat Abhiseka Prabu Raksahariwangsa
Jayabhuana. Permaisuri Sang Raksahariwangsa adalah Dewi Rasmi puteri raja
Kerajaan Sangarung dan memiliki puteri yang bernama Dewi Rasmi. Dewi Rasmi
kemudian dipersunting oleh Tirtamanggala putera ke dua Raja Kerajaan
Aghrabinta.
6. Prabu Tirtamanggala
(507-526 M)
Penguasa Indraprahasta ke enam adalah menantu
dari Sang Raksahariwangsa yakni Tirtamanggala. Tirtamanggala bersama
permaisurinya Dewi Rasmi memerintah sampai 526 Masehi. Beliau dikaruniai dua
putera, yakni Astadewa dan Jayagranagara.
7. Prabu Astadewa (526-540 M)
Penguasa selanjutnya adalah Astadewa putera
pertama dari Prabu tirtamanggala. Beliau mempunyai putra bernama Rajaresi
Padmayasa.
8. Prabu Jayagranagara
(540-546 M)
Penguasa kedelapan adalah Jayagranagara
adiknya Astadewa. Beliau menjadi raja sementara menunggu Rajaresi Padmayasa
yang belum cukup umur untuk memegang tampuk pemerintahan.
9. Prabu Padmayasa
(546-590 M)10. Prabu Andabuwana (590-636 M)
11. Prabu Wisnumurti (636-661 M)
Penguasa selanjutnya adalah Wisnumurti. Beliau
dikaruniai satu orang puteri dan satu orang putera. Yang putri bernama Dewi
ganggasari yang diperistri oleh Maharaja Linggawarman, raja Kerajaan
Tariumanegara ke 12. Sedangkan yang putera yang bernama Tunggulnagara diangkat
menjadi penguasa Indreaprahasta ke 12.
12. Prabu Tunggulnagara
(661-707 M)13. Resi Guru Padmahariwangsa (707-719 M)
Penguasa ke 13 adalah Resi Guru
Padmahariwangsa, beliau dikaruniai dua orang puteri dan satu orang putera. Yang
pertama Citrakirana, beliau dipersunting oleh Purbasora. Yang Kedua, yakni
Wiratara melanjutkan tahta kekuasaan Indraprahasta. Dan yang ke tiga
Ganggakirana diperistri oleh Adipati Kosala dari Kerajaan Wanagiri, Bawahan
Idraprahasta.
14. Prabu Wiratara (719-723
M)
Penguasa ke empatbelas dan terakhir
Indraprahasta adalah sang Wiratara. Prabu Wiratara beserta Seluruh pihak
Kerajaan Indraprahasta dibinasakan oleh Sang Sanjaya karena ikut membantu
pemberontakan Sang Purbasora merebut kekuasaan Kerajaan Galuh dari Prabu Senna.
Kehancuran
Indraprahasta ketika itu berada diposisi
Purbasora, mengingat Purbasora menantu dari padma hariwangsa, raja
Indraprahasta ke 13, karena Purbasora menikahi menikahi Citrakirana, adik dari
Wiratara yang kelak menjadi menjadi raja Kerajaan Indraprahasta.
Purbasora hampir sama mengikuti cara-cara yang
digunakan Wisnuwarman (Taruma) yang menggunakan pasukan Indraprahasta sebagai
bayangkara yang langsung dibawah kontrol Patih Balangantrang. Konon pasukan
inilah yang memporak porandakan kekuatan Sena, hingga Sena pun terpaksa
melarikan diri ke Kalingga.
Kekuatan pasukan Indraprhasta pun terbaca oleh
Sanjaya, anak dari Sena yang kemudian menjadi Raja Yang di Pertuan di Pulau
Jawa. Hingga suatu ketika pada saat Senjaya menuntut balas, pasukan Sunda dikerahkan
untuk menggembur pasukan Indraprahasta dan negaranya ikut dibumi hanguskan,
berikut Wiratara, ketika itu raja Indrapahasta.
Peristiwa ini diabadikan dalam Nusantara
III/2, intinya menggambarkan, bahwa :
“Ikang rajya Indraprahasta wus
sirna dening Rahyang Sanjaya
mapan kasoran yuddha nira.
Rajya
Indraprahasta kebehan nira
kaprajaya sapinasuk kadatwan
syuhdrawa pinaka tan hana
rajya
manih i mandala Carbon
Ghirang.
Wadyanbala, sang pameget,
nanawidhakara janapada,
manguri,
sang pinadika, meh sakweh ira
pejah nirawaceca. Kawalya
pirang
siki lumayu humot ring wana,
giri,
iwah, luputa sakeng satrwikang
tan hana karunya budhi pinaka
satwakura.”
Artinya : Kerajaan Indraprahasta itu telah musnah oleh Rahyang Sanjaya
karena kalah perangnya. Seluruh Kerajaan Indraprahasta ditundukan termasuk
keratonya hancur lumat seakan-akan tidak ada lagi kerajaan didaerah Cirebon
Girang. Angkatan perang, pembesar kerajaan, seluruh golongan penduduk, penghuni
istana, para terkemuka, hampir seluruhnya binasa tanpa sisa. Hanya beberapa
orang yang berhasil melarikan diri bersembunyi di hutan, gunung dan sungai yang
terluput dari musuh yang tidak mengenal belas kasihan seperti binatang buas.
Biar bagaimanapun Indraprahasta masih memiliki
kerabat di negara lainnya. Mungkin alasan politis inilah kemudian Senjaya menyerahkan
Indraprahasta kepada menantu Padmahariwangsa, raja Indraprahasta ke-13, yakni
Adipati Kusala raja Wanagiri, suami dari Gangga Kirana. Kerajaan Wanagiri
kemudian menggantikan Indraprahasta dan berada dibawah kekuasaan Galuh.
Kemudian pada abad kelima belas praktis Wanagiri menjadi Kerajaan Cirebon
Girang, saat ini hanya berbekas sebuah desa dengan nama Cirebon Gir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar