Minggu, 02 Agustus 2015

Kerajaan Indraprahasta

Nama Kerajaan           : Indraprahasta
Pendiri                         : Maharesi Santanu
Raja Terkenal              : Maharaja Wiryabanyu
Tahun Berdiri               : 363-723 M (360 tahun)
Raja yang berkuasa     : 14 raja
Agama Kerajaan         : Hindu
Agama Penduduk        : Hindu, Budha, Hyang
Pusat Kerajaan            : Cirebon

Kerajaan Indraparahasta adalah sebuah kerajaan bercorak hindu yang berkedudukan di Cirebon Girang atau Cirebon Selatan, Kabupaten Cireon sekarang. Kerajaan tersebut didirikan pada tahun 363 Masehi oleh Sang Maharesi Santanu, seorang maharesi dari Kali Gangga India.
Kerajaan Ini sempat menjadi kerajaan besar pada saat kekuasaan Maharesi Santanu seiring dengan melemahnya pamor Kerajaan Salakanagara. Namun pada tahun 399 Masehi kerajaan Indraprahasta harus mengakui kekuasaan Sri Maharaja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara. Sejak saat itu lah kerajaan Indraprahasta menjadi bawahan dari Kerajaan tarumanegara.

Raja-raja Kerajaan indraprahasta

1. Resi Santanu (363-398 M)
Seperti halnya Sang Maharesi Jayasingawarman pendiri Tarumanegara, Sang Maharesi Santanu beserta para pengikutnya meninggalkan negeri asalnya untuk menyelamatkan diri dari serangan Kerajaan Samudera Gupta Maurya. Sebelum mendarat di Jawa Barat, Maharesi Santanu terlebih dahulu singgah di Srilangka dan Benggala. Ketika Maharesi Santanu mendarat di Jawa Barat saat itu Jawa Barat berada dalam kekuasaan Kerajaan Salakanagara yang dipimpin oleh Maharaja Prabu Darmawirya Dewawarman VIII.
Sang Maharesi Sentanu menjadi Raja pertama Lerajaan Indraprahasata (363-398 M) dengan gelar Praburesi Indraswara Sakala Kretabuwana.
Sang Maharesi Santanu menikah dengan Dewi Indari, putri dari Prabu Darmawirya dewawarman VIII. Karena pernikahan tersebut, Sang Maharesi Santanu mempunyai pertalian kekeluargaan dengan Maharaja Deawawrman VIII. Dan saat itu Maharesi Santani diizinkan mendirikan desa diwilayah kerajaan Salakanagara.
Sang Maharesi Santanu membangunsebuah desa di tepi Kali Cirebon, yang diberi nama Indraprahasta. Gunung Ceremai, yang berdiri di dekat negerinya diberi nama Gunung Indrakila, dan Kali Cirebon yang melewati daerahnya diberi nama Kali Gangganadi.
Di bagian alur sungai sang diperlebar dan diperdalam sehingga mirip danau, dinamakan penduduk setempat sebagai setu Gangga (danau Gangga). Ditempat itu lah diadalakan upacara mandi suci, seperti kebviasaan di daerah asal sang Maharesi Santanu, lembah Sungai Gaganga, India. Reduplikasi Semacam itu merupakan suatu pengabdian untuk mengenang tanah kelahirannya.
2. Prabu Jayasatyanagara (398-421 M)
Raja Kerajaan Indra Prahasta selanjutnya adalah Jayasatyanagara, putra sulung Maharesi Santanu dari permaisuri Dewi Indari. Pada Tahun 399 Masehi, Jayasatyanagara harus mengakui kekuatan Maharaja Purnawarman dari Tarumanegara. Sejak itulah indraprahasta menjadi bawahan Tarumanegara.
Permaisuri Jayasatyanagara bernama Ratna Manik puteri Sang Wisnu Bhumi, aja Kerajaan Malabar, di Kaki Gunung Malabar, Bandung, selatan. Dari permaisurinya, Jayasatya nagaramemperoleh putra bernama Wiryabanyu.
3. Prabu Wiryabanyu (421-444 M)
Penguasa ke tiga Kerajaan Indraprahasata adalah Sang Maharaja Wiryabanyu, putera Jayasatyanagara dari permaisurinya Ratna Manik. Sang Wiryabanyu merupakan seorang pahlawan yang menumpas pemberontakan Sang Mahamantri Cakrawarman di zaman pemerintahan Sri Maharaja Wisnuwarman, yang terjadi di Tarumanegara pada tahun 437 M.
Permaisuri Maharaja Wiryabanyu adalah Nilem Sari, puteri raja Kerajaan Manukrawa yang berkedudukan di Indramayu dan kemudian memiliki seorang putri bernama Saklawati dan dijadikan permaisuri oleh Maharaja Wisnuwarman, Raja tarumanegara keempat.
4. Prabu Warma Dewaji (444-471 M)
Beliau merupakan putra dari Wiryabanyu dan menjadi pengfuasa ke empat Indraprahasta.
5. Prabu Raksahariwangsa (471-507 M)
Penguasa kelima Indraprahasta adalah putera Warma Dewaji yaitu Raksa Hariwangsa dengan nobat Abhiseka Prabu Raksahariwangsa Jayabhuana. Permaisuri Sang Raksahariwangsa adalah Dewi Rasmi puteri raja Kerajaan Sangarung dan memiliki puteri yang bernama Dewi Rasmi. Dewi Rasmi kemudian dipersunting oleh Tirtamanggala putera ke dua Raja Kerajaan Aghrabinta.
6. Prabu Tirtamanggala (507-526 M)
Penguasa Indraprahasta ke enam adalah menantu dari Sang Raksahariwangsa yakni Tirtamanggala. Tirtamanggala bersama permaisurinya Dewi Rasmi memerintah sampai 526 Masehi. Beliau dikaruniai dua putera, yakni Astadewa dan Jayagranagara.
7. Prabu Astadewa (526-540 M)
Penguasa selanjutnya adalah Astadewa putera pertama dari Prabu tirtamanggala. Beliau mempunyai putra bernama Rajaresi Padmayasa.
8. Prabu Jayagranagara (540-546 M)
Penguasa kedelapan adalah Jayagranagara adiknya Astadewa. Beliau menjadi raja sementara menunggu Rajaresi Padmayasa yang belum cukup umur untuk memegang tampuk pemerintahan.
9. Prabu Padmayasa (546-590 M)
10. Prabu Andabuwana (590-636 M)
11. Prabu Wisnumurti (636-661 M)
Penguasa selanjutnya adalah Wisnumurti. Beliau dikaruniai satu orang puteri dan satu orang putera. Yang putri bernama Dewi ganggasari yang diperistri oleh Maharaja Linggawarman, raja Kerajaan Tariumanegara ke 12. Sedangkan yang putera yang bernama Tunggulnagara diangkat menjadi penguasa Indreaprahasta ke 12.
12. Prabu Tunggulnagara (661-707 M)
13. Resi Guru Padmahariwangsa (707-719 M)
Penguasa ke 13 adalah Resi Guru Padmahariwangsa, beliau dikaruniai dua orang puteri dan satu orang putera. Yang pertama Citrakirana, beliau dipersunting oleh Purbasora. Yang Kedua, yakni Wiratara melanjutkan tahta kekuasaan Indraprahasta. Dan yang ke tiga Ganggakirana diperistri oleh Adipati Kosala dari Kerajaan Wanagiri, Bawahan Idraprahasta.
14. Prabu Wiratara (719-723 M)
Penguasa ke empatbelas dan terakhir Indraprahasta adalah sang Wiratara. Prabu Wiratara beserta Seluruh pihak Kerajaan Indraprahasta dibinasakan oleh Sang Sanjaya karena ikut membantu pemberontakan Sang Purbasora merebut kekuasaan Kerajaan Galuh dari Prabu Senna.

Kehancuran

Indraprahasta ketika itu berada diposisi Purbasora, mengingat Purbasora menantu dari padma hariwangsa, raja Indraprahasta ke 13, karena Purbasora menikahi menikahi Citrakirana, adik dari Wiratara yang kelak menjadi menjadi raja Kerajaan Indraprahasta.
Purbasora hampir sama mengikuti cara-cara yang digunakan Wisnuwarman (Taruma) yang menggunakan pasukan Indraprahasta sebagai bayangkara yang langsung dibawah kontrol Patih Balangantrang. Konon pasukan inilah yang memporak porandakan kekuatan Sena, hingga Sena pun terpaksa melarikan diri ke Kalingga.
Kekuatan pasukan Indraprhasta pun terbaca oleh Sanjaya, anak dari Sena yang kemudian menjadi Raja Yang di Pertuan di Pulau Jawa. Hingga suatu ketika pada saat Senjaya menuntut balas, pasukan Sunda dikerahkan untuk menggembur pasukan Indraprahasta dan negaranya ikut dibumi hanguskan, berikut Wiratara, ketika itu raja Indrapahasta.
Peristiwa ini diabadikan dalam Nusantara III/2, intinya menggambarkan, bahwa :
“Ikang rajya Indraprahasta wus
sirna dening Rahyang Sanjaya
mapan kasoran yuddha nira. Rajya
Indraprahasta kebehan nira
kaprajaya sapinasuk kadatwan
syuhdrawa pinaka tan hana rajya
manih i mandala Carbon Ghirang.
Wadyanbala, sang pameget,
nanawidhakara janapada, manguri,
sang pinadika, meh sakweh ira
pejah nirawaceca. Kawalya pirang
siki lumayu humot ring wana, giri,
iwah, luputa sakeng satrwikang
tan hana karunya budhi pinaka
satwakura.”
Artinya : Kerajaan Indraprahasta itu telah musnah oleh Rahyang Sanjaya karena kalah perangnya. Seluruh Kerajaan Indraprahasta ditundukan termasuk keratonya hancur lumat seakan-akan tidak ada lagi kerajaan didaerah Cirebon Girang. Angkatan perang, pembesar kerajaan, seluruh golongan penduduk, penghuni istana, para terkemuka, hampir seluruhnya binasa tanpa sisa. Hanya beberapa orang yang berhasil melarikan diri bersembunyi di hutan, gunung dan sungai yang terluput dari musuh yang tidak mengenal belas kasihan seperti binatang buas.
Biar bagaimanapun Indraprahasta masih memiliki kerabat di negara lainnya. Mungkin alasan politis inilah kemudian Senjaya menyerahkan Indraprahasta kepada menantu Padmahariwangsa, raja Indraprahasta ke-13, yakni Adipati Kusala raja Wanagiri, suami dari Gangga Kirana. Kerajaan Wanagiri kemudian menggantikan Indraprahasta dan berada dibawah kekuasaan Galuh. Kemudian pada abad kelima belas praktis Wanagiri menjadi Kerajaan Cirebon Girang, saat ini hanya berbekas sebuah desa dengan nama Cirebon Gir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar